Kamis, 23 Juli 2015

Pasca Lebaran



Khutbah Jumat 
 
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ْ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا  ْ
 مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ  ْ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. ْ اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ْ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُون ْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً ْ وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً ْ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً ْ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً ْ
أما بعد
Jama’ah Jumat rahimakumullah
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baru saja kita keluar dari bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmah, ampunan dan keselamatan dari api neraka. Ramadhan 1436 H telah pergi dan tidak akan kembali lagi. Orang-orang pun berLebaran. Lebaran berasal dari kata “lebar “ yang berarti “bebas”.  Baik bebas dari dosa-dosa dan kembali kpd kesucian / fitrah, maupun bebas dari didikan puasa dan kembali kpd kebabasan melakukan maksiat, dosa dan pelanggaran.

Sebagai orang beriman tentu tidak menyia-nyiakan momentum Ramadhan dengan tetap ISTIQOMAH dalam lebaran dari segala dosa. Allah berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى ﴿١٤﴾
Al-A’la [87]: 014. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan dirinya (dengan beriman).
Baik pribadinya dan ruhnya disucikan dengan berpuasa, sikapnya dari perbuatan sia-sia dan ucapan kotor disucikan dengan zakat fitrah, maupun hartanya disucikan dengan zakat maal.

Kata “Qod” (sungguh) menunjukkan kepada istiqomah / terus menerus berupaya dan berusaha  dalam kesucian tsb.

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى ﴿١٥﴾
Al-A’la [87]: 015. dan (beruntunglah) dia (orang yang ) ingat nama Tuhannya, sebagai control / pengawas thd kemungkinan kembalinya melakukan kejahatan/maksiat/dosa yang muncul dari dorongan hawa nafsu dan tipu daya syetan, kemudian dia istiqomah mendirikan sholat.  Sedang sholat itu bagian utama dari ingat kepada Allah.
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي ﴿١٤﴾
Thoha [20]: 014. dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

Kekhusyu-an kita dalam sholat seperti di bulan Ramadhan, hendaknya istiqomah didirikan setelah Ramadhan usai. Ini cirri dari tujuan puasa, yakni “agar kamu bertaqwa”.

Tetapi sdh menjadi fenomena umum, bahwa sebagian besar orang awam, selepas Idul Fitri, lebaran dan bebas kembali kepada kondisi sblm Ramadhan, senang berpesta maksiat, enggan shodaqoh, lupa menahan diri/imsak dari dorongan hawa nafsu, suka berkata kotor, suka melakukan perbuatan laghoh (sia-sia),  penuh dengan kemalasan ibadah kepada Allah, termasuk malas sholat.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً ﴿١٤٢﴾
AnNisa [4]: 142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.

Perbuatan tidak baik tersbut dilakukannya tanpa ada rasa malu baik kepada manusia maupun kepada Allah. Ini menyebabkan rusaknya iman. Rasulullah bersabda :
وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ
“Malu itu sebagian daripada iman” (HR Muslim no. 36, Bukhori no. 9)
Allah hanya akan dibutuhkan pertolongannya ketika mereka dalam kesusahan hidup.

Mereka disibukkan kembali dengan semaraknya kehidupan dunia, pekerjaan yg melelahkan, dan segala perbuatan yg tidak berguna, ditambah lagi dengan kembalinya syetan dari belenggu Ramadhan. Bisikan dan langkah syetan akan memandang baik perbuatan maksiat tersebut dan membuatnya jauh dari mengingat Allah.
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ  ْ  إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ  
AlHijr [15]:039. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, 040. kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka".

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾ ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ ﴿١٧﴾
AlA’raf [7]: 016. Iblis berkata: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, 017. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at).

Padahal Lebaran dari dosa pada Idul Fitri pasca puasa Ramadhan, adalah tujuannya agar kita semua bersyukur atas nikmat hidayah selama 1 bulan Ramadhan.
وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿١٨٥﴾
AlBaqarah [2]: 185. Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya (Ramadhan)  dan hendaklah kamu bertakbir (mengagungkan) Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Demikianlah Allah menjelaskan:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ﴿١٧﴾
AlA’la [87]:016. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. 017. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

Tetapi kebanyakan orang lebih mementingkan kehidupan dunia yang penuh dengan kesenangan semu lagi sesaat, padahal kehidupan akhirat jauh lebih baik dan lebih kekal.

Mudah-mudahan Allah menjadikan kita orang yg cerdas dalam memahami peringatan Allah melalui firman-firmanNya yang diperuntukkan bagi kebaikan, keselamatan dan kebahagiaan manusia baik dunia maupun akhirat.

Dan mudah-mudahan pula Allah yg maha sayang  kepada hamba-2Nya, senantiasa memberikan taufiq dan hidayah (pertolongan dan petunjuk)nya  kepada kita sehingga kita tidak menjadi rugi setelah ditinggalkan Ramadhan yang penuh pelajaran bagi kita. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.