Khutbah Jumat
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ْ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ْ
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ْ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. ْ اللهم صل
وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ْ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ
اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُون ْ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً
وَنِسَاءً ْ وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ
اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً ْ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً ْ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزاً عَظِيماً ْ
أما بعد
Jama’ah
Jumat rahimakumullah
Mari kita tingkatkan
ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya,
yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Baru saja kita keluar
dari bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmah, ampunan dan keselamatan dari api
neraka. Ramadhan 1436 H telah pergi dan tidak akan kembali lagi. Orang-orang
pun berLebaran. Lebaran berasal dari kata “lebar “ yang berarti “bebas”. Baik bebas dari dosa-dosa dan kembali kpd
kesucian / fitrah, maupun bebas dari didikan puasa dan kembali kpd kebabasan
melakukan maksiat, dosa dan pelanggaran.
Sebagai orang beriman
tentu tidak menyia-nyiakan momentum Ramadhan dengan tetap ISTIQOMAH dalam
lebaran dari segala dosa. Allah berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى ﴿١٤﴾
Al-A’la [87]: 014. Sesungguhnya beruntunglah orang
yang mensucikan dirinya (dengan beriman).
Baik pribadinya dan
ruhnya disucikan dengan berpuasa, sikapnya dari perbuatan sia-sia dan ucapan
kotor disucikan dengan zakat fitrah, maupun hartanya disucikan dengan zakat
maal.
Kata “Qod” (sungguh)
menunjukkan kepada istiqomah / terus menerus berupaya dan berusaha dalam kesucian tsb.
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى ﴿١٥﴾
Al-A’la [87]: 015. dan (beruntunglah) dia (orang yang
) ingat nama Tuhannya, sebagai control / pengawas thd kemungkinan kembalinya
melakukan kejahatan/maksiat/dosa yang muncul dari dorongan hawa nafsu dan tipu
daya syetan, kemudian dia istiqomah mendirikan sholat. Sedang sholat itu bagian utama dari ingat
kepada Allah.
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي ﴿١٤﴾
Thoha [20]: 014. dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku.
Kekhusyu-an kita
dalam sholat seperti di bulan Ramadhan, hendaknya istiqomah didirikan setelah
Ramadhan usai. Ini cirri dari tujuan puasa, yakni “agar kamu bertaqwa”.
Tetapi sdh menjadi
fenomena umum, bahwa sebagian besar orang awam, selepas Idul Fitri, lebaran dan
bebas kembali kepada kondisi sblm Ramadhan, senang berpesta maksiat, enggan
shodaqoh, lupa menahan diri/imsak dari dorongan hawa nafsu, suka berkata kotor,
suka melakukan perbuatan laghoh (sia-sia),
penuh dengan kemalasan ibadah kepada Allah, termasuk malas sholat.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ
اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى
يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً ﴿١٤٢﴾
AnNisa [4]: 142. Sesungguhnya orang-orang munafik
itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka
berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan
shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit
sekali.
Perbuatan tidak baik tersbut
dilakukannya tanpa ada rasa malu baik kepada manusia maupun kepada
Allah. Ini menyebabkan rusaknya iman. Rasulullah bersabda :
وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ
“Malu itu sebagian daripada iman” (HR Muslim no. 36, Bukhori no.
9)
Allah hanya akan
dibutuhkan pertolongannya ketika mereka dalam kesusahan hidup.
Mereka disibukkan
kembali dengan semaraknya kehidupan dunia, pekerjaan yg melelahkan, dan segala
perbuatan yg tidak berguna, ditambah lagi dengan kembalinya syetan dari
belenggu Ramadhan. Bisikan dan langkah syetan akan memandang baik perbuatan
maksiat tersebut dan membuatnya jauh dari mengingat Allah.
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي
لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ْ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
AlHijr [15]:039.
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di
muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, 040. kecuali
hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka".
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ
لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾ ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ
وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ
أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ ﴿١٧﴾
AlA’raf [7]: 016. Iblis berkata: "Karena Engkau
telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi)
mereka dari jalan Engkau yang lurus, 017. kemudian saya akan mendatangi mereka
dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at).
Padahal Lebaran dari
dosa pada Idul Fitri pasca puasa Ramadhan, adalah tujuannya agar kita semua
bersyukur atas nikmat hidayah selama 1 bulan Ramadhan.
وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿١٨٥﴾
AlBaqarah [2]:
185. Dan hendaklah kamu menyempurnakan
bilangannya (Ramadhan) dan hendaklah
kamu bertakbir (mengagungkan) Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur.
Demikianlah Allah
menjelaskan:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا ﴿١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ﴿١٧﴾
AlA’la [87]:016.
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. 017. Sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
Tetapi kebanyakan
orang lebih mementingkan kehidupan dunia yang penuh dengan kesenangan semu lagi
sesaat, padahal kehidupan akhirat jauh lebih baik dan lebih kekal.
Mudah-mudahan Allah menjadikan
kita orang yg cerdas dalam memahami peringatan Allah melalui firman-firmanNya yang
diperuntukkan bagi kebaikan, keselamatan dan kebahagiaan manusia baik dunia maupun
akhirat.
Dan mudah-mudahan pula
Allah yg maha sayang kepada hamba-2Nya, senantiasa
memberikan taufiq dan hidayah (pertolongan dan petunjuk)nya kepada kita sehingga kita tidak menjadi rugi setelah
ditinggalkan Ramadhan yang penuh pelajaran bagi kita. Amin.
أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ،
وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.