Alfaqih Warsono
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ْ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ْ
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ْ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. ْ اللهم صل
وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ْ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ
اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُون ْ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً
وَنِسَاءً ْ وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ
اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً ْ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً ْ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزاً عَظِيماً ْ
أما بعد
Jamaah Jumat rahimakumullah
Marilah kita tidak lupa walau sesaat
pun utk bertaqwa kpd Allah sebenar-benarnya taqwa. Di setiap waktu dan keadaan.
Ketika puasa itu tiba, maka kebaikan
akan mudah dilakukan. Kejahatan dan maksiat akan semakin berkurang karena saat
itu pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, setan pun terbelenggu.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu
surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.
1899 dan Muslim no. 1079).
Dalam lafazh lain disebutkan,
إِذَا
كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ
وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika masuk bulan Ramadhan,
pintu-pintu rahmat dibukan, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun
diikat dengan rantai.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079).
Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa
yang dimaksud adalah makna secara tekstual dan hakiki. Terbukanya pintu surga,
tertutupnya pintu neraka dan terikatnya setan adalah tanda masuknya bulan
Ramadhan, mulianya bulan tersebut dan setan pun terhalang mengganggu orang
beriman. Ini isyarat pula bahwa pahala dan pemaafan dari Allah begitu banyak
pada bulan Ramadhan. Tingkah setan dalam menggoda manusia pun berkurang karena
mereka bagaikan para tahanan ketika itu. (Fath Al-Bari, 4: 114 dan Syarh
Shahih Muslim, 7: 167)
Al Qodhi juga berkata, “Juga dapat bermakna
terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya
di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan
bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan
kebaikan daripada melakukan maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga
dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan,
inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” (Lihat Syarh
Shahih Muslim, 7: 167)
Namun kenapa maksiat masih banyak
terjadi di bulan Ramadhan walau setan itu diikat?
Disebutkan oleh Abul ‘Abbas
Al-Qurthubi:
- Setan diikat dari orang yang menjalankan puasa yang memperhatikan syarat dan adab saat berpuasa. Adapun yang tidak menjalankan puasa dengan benar, maka setan tidaklah terbelenggu darinya.
- Seandainya pun kita katakan bahwa setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, tetap saja maksiat bisa terjadi dengan sebab lain yaitu dorongan hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan, adat kebiasaan dan gangguan dari setan manusia.
- Bisa juga maksudnya bahwa setan yang diikat adalah umumnya setan dan yang memiliki pasukan sedangkan yang tidak memiliki pasukan tidaklah dibelenggu.
Intinya maksudnya adalah kejelekan
itu berkurang di bulan Ramadhan. Ini nyata terjadi dibandingkan dengan bulan
lainnya. (Al-Mufhim lima Asykala min Takhlis Kitab Muslim, 3: 136.
Dinukil dari Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 221162)
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa pada
bulan Ramadhan, jiwa lebih condong pada kebaikan dan amalan shalih, yang dengan
kebaikan ini sebagai jalan terbukanya pintu surga. Begitu pula kejelekan pun
berkurang ketika itu yang akibatnya pintu neraka itu tertutup. Sedangkan setan
itu diikat berarti mereka tidaklah mampu melakukan maksiat sebagaimana ketika
tidak berpuasa. Namun maksiat masih bisa terjadi karena syahwat. Ketika syahwat
itu ditahan, maka setan-setan pun terbelenggu. (Majmu’ah Al-Fatawa, 14:
167).
Karena terbuka lebarnya pintu
kebaikan ini, pahala kebaikan akan dilipat gandakan.
Guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah
pernah mengatakan, “Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk bersedekah.
Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang
sedekah di jalan Allah (fii sabilillah). Pahala bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”)
lebih afdhol dari seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.” (Lihat Lathaif
Al-Ma’arif, hal. 270)
Ibrahim An-Nakho’i rahimahullah
mengatakan, “Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih afdhol dari puasa di seribu
hari lainnya. Begitu pula satu bacaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) di bulan
Ramadhan lebih afdhol dari seribu bacaan tasbih di hari lainnya. Begitu juga
pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih baik dari seribu raka’at di
bulan lainnya.” (Lihat Lathaif Al-Ma’arif, hal. 270)
Begitulah kemuliaan bulan Ramadhan.
Orang yang sebelumnya malas ibadah, akan kembali sadar. Yang sudah semangat
ibadah akan terus bertambah semangat. Yang lalai akan yang wajib, akan sadar di
bulan Ramadhan. Yang lalai akan dzikir pun semangat untuk berdzikir. Begitu
pula yang malas ke masjid akan rajin ke masjid. Namun tentu saja ibadah terbaik
adalah ibadah yang kontinu, bukan hanya musiman,
وَإِنَّ
أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“(Ketahuilah bahwa) amalan yang
paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Muslim no. 782)
Semoga Allah menjadikan kita
termasuk orang-orang yg dijauhkan dari melakukan maksiat sekecil apaun karena
selalu mengingat dan bersyukur pada-Nya.
AMIN …
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا،
وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ
Maraji: Muhammad
Abduh Tuasikal, MSc http://rumaysho.com/puasa/kenapa-maksiat-masih-terjadi-padahal-setan-diikat-di-bulan-ramadhan-11168.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.