Alfaqih Warsono
الْحَمْدُ لِلهِ
حَمْداً كَثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
Kurangnya hujan, keringnya sumber air, maraknya kekeringan,
kelaparan dan kemiskinan yang menimpa umat Islam di berbagai belahan dunia
tidak lain disebabkan karena dosa-dosa mereka, maraknya kemaksiatan di antara
mereka, dan banyaknya kemungkaran di dalam masyarakat. Maka kesulitan, bencana,
kekeringan, dan kelaparan yang menimpa mereka tidak bisa dihilangkan kecuali
dengan membimbing mereka ke jalan Tuhan, mengajak mereka kembali kepada agama,
bertobat dan memperbanyak istigfar untuk memohon ampun atas kelalaian mereka.
Wahai umat Islam! Allah Subhanahu Wata’ala telah menurunkan dua macam
hujan kepada manusia.
Hujan
yang pertama adalah hujan hati dan ruhani. Yaitu dengan menurunkan wahyu kepada
Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Hujan
ini adalah sumber kehidupan hati dan kejernihan ruhani, di samping menjadi
penentu kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat. Hujan inilah
yang sejatinya dari diri manusia sekarang. Bahkan kebutuhan mereka akan hujan
ini jauh lebih penting dan lebih besar dibanding hujan jenis kedua, yaitu hujan
air ke bumi.
Ayyuhal
muslimun! Anda semua keluar dari rumah untuk meminta hujan kepada
Tuhan. Sesungguhnya sudah sepatutnya kita lebih memperhatikan hujan hati dan
ruhani. Karena hujan jenis inilah yang menentukan kebahagiaan hidup kita di
dunia dan di akhirat, serta keberhasilan kita mendapatkan hujan yang lain.
Allah Subhanahu
Wata’ala berfirman,
وَلَوْ أَنَّ
أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ
السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ
Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. (Q.s.
Al-A’raf: 96)
Ibadallah!
Terhentinya kuncuran air dari langit antara lain disebabkan karena kelalaian
manusia dalam menjalankan ketaatan kepada Tuhan, kekerasan hati mereka akibat
tumpukan noda-noda dosa dan maksiat, ketidak seriusan mereka dalam menunaikan
iman dan takwa, serta kealpaan mereka dalam menunaikan shalat dan zakat.
Hal ini yang menghambat turunnya hujan adalah keengganan
banyak orang untuk bertobat dan memohon ampun kepada Allah. Dan kedua hal ini
merupakan faktor terpenting yang memudahkan turunnya hujan.
Allah Subhanahu
Wata’ala berfirman melalui Nuh ‘Alaihissalam.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
Maka
aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Q.s. Nuh: 12)
Dan Allah berfirman melalui Hud ‘Alaihissalam,
وَيَاقَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَتَتَوَلُّوا مُجْرِمِينَ
Dan
(dia berkata), “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu, lalu tobatlah
kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan
berbuat dosa”. (Q.s. Hud: 52)
Ibadallah!
Bertakwalah kepada Allah Subhanahu
Wata’ala. Ketahuilah bahwa minta hujan tidak bisa dilakukan hanya
dengan mengandalkan hati yang lalai dan akal yang alpa. Upaya ini menuntut
adanya pembaharuan kontrak dengan Allah, pembukaan lembaran kehidupan yang baru
yang dipenuhi ketaatan dan jauh dari kemaksiatan, serta perbaikan menyeluruh
dalam segala aspek kehidupan. Karena kebutuhan umat untuk meminta pertolongan
melalui perbuatan dan karya nyata tidak lebih kecil dari pada kebutuhannya
untuk meminta pertolongan melalui ucapan dan doa.
Tetapi meskipun ada banyak kecerobohan yang dilakukan,
ampunan Allah sangatlah luas. Rahmat Allah meliputi segala sesuatu dan
ampunannya meliputi semua orang yang bertobat. Setiap ada perkara yang sempit,
Allah selalu menyediakan jalan keluar darinya. Dan setiap ada masalah yang
berat, Allah selalu menyediakan peluang untuk meringankannya. Allah selalu
mengundang Anda untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Dan dia selalu
meminta Anda untuk memanjatkan doa dan memohon ampun.
Allah Subhanahu
Wata’ala berfirman,
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ
مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ
لاَتُنصَرُونَ
Katakanlah,
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah kepada-Nya
sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
(Q.s. Az-Zumar: 54)
وَإِنِّي
لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
Dan
sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal
saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (Q.s. Thahaa: 82)
أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السَّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ اْلأَرْضِ أَءِلَهٌ مَّعَ اللهِ قَلِيلاً مَّاتَذَكَّرُونَ
Atau
siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia)
sebagai khalifah di bumi?Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)? Amat
sedikitlah kamu mengingati(Nya). (Q.s. An-Naml: 62)
وَقَالَ رَبُّكُمُ
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan
Rabb-mu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan bagimu.
(Q.s. Al-Mu’min: 60)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa
apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (Q.s. Al-Baqarah: 186)
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ وَلاَتُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Berdoalah
kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
(Q.s. Al-A’raf: 55-56)
وَهُوَالَّذِي
يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَاقَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ
الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ
Dan
Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan
rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji. (Q.s.
Asy-Syura: 28)
أَفَرَءَيْتُمُ الْمَآءَ الَّذِي تَشْرَبُون ءَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ
أَمْ نَحْنُ الْمُنزِلُونَ لَوْ نَشَآءُ
جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلاَ تَشْكُرُونَ
Maka
terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya
dari awan ataukah Kami yang menurunkan, Kalau kami kehendaki niscaya Kami
jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur (Q.s.
Al-Waqi’ah: 70)
قُلْ أَرَءَيْتُمْ
إِنْ أَصْبَحَ مَآؤُكُمْ غَوْرًا فَمَن يَأْتِيكُم بِمَآءٍ مَّعِينٍ
Katakanlah,
“Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang
akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”. (Q.s. Al-Mulk: 30)
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً مُبَارَكًا فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيدٌ رِزْقًا لِلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ
Dan
Kami turunkan dari langit air yang banyak manf’atnya, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, Dan pohon kurma
yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, Untuk menjadi
rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang
mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan. (Q.s. Qaaf:
9-11)
وَأَرْسَلْنَا
الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ
وَمَآأَنتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
Dan
Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami
turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu,dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (Q.s. Al-Hijr: 22)
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً طَهُورًا لِّنُحْيِىَ بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَآ أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ
كَثِيرًا وَلَقَدْ صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ
لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَى أَكْثَرُ النِّاسِ إِلاَّ كَفُورًا
Dialah
yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, Agar
Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami
memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang
ternak dan manusia yang banyak. Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan
hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (daripadanya);
maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat).
(Q.s. Al-Furqan: 50)
Ayyuhal
ikhwah fillah ! Setiap kali Allah Subhanahu Wata’ala menimpakan musibah
atau cobaan kepada penduduk bumi, sesungguhnya Dia ingin mengetahui siapakah
orang-orang yang jujur dan siapakah orang-orang yang dusta. Dan Allah Subhanahu Wata’ala
juga hendak melihat siapa di antara mereka yang mau bertobat dan kembali ke
jalan yang benar.
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.