Alfaqih Warsono
إِنَّ الْحَمْدَ
للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ
يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَ خَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ و كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَ خَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ و كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Kaum
muslimin yang dirahmati Allah.
Kami
wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada seluruh kaum muslimin untuk
selalu bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Ketakwaan yang hanya
bisa diperoleh dengan menggali agama kita yang mulia ini dari sumbernya yang
murni yaitu Kitabullah, sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan pelaksanaannya dari para sahabat dan salafusshalih setelahnya.
Salah
satu fitnah yang sangat besar yang akan muncul pada akhir zaman ini adalah
finah Dajjal, dimana tidak ada fitnah yang lebih dahsyat sejak masa penciptaan
Nabi Adam ‘alaihissalam sampai hari kiamat dibanding fitnah ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ
السَاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَجَّالِ
“Tidak ada antara penciptaan Adam sampai hari
kiamat yang lebih besar perkaranya dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
Tidak ada nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala kecuali memperingatkan umatnya dari fitnah Dajjal sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَا بُعِثَ
نَبِيٌ إِلَّا أَنْذَرَ أُمَّةَهُ الأَعْوَرَ الكَذَّابَ أَلَا إِنَّهُ
أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ
مَكْتُوْبٌ كَافِرٌ
“Tidak
diutus seorang nabi kecuali memperingatkan umatnya dari si buta sebelah yang
pendusta (Dajjal). Ketahuilah sesungguhnya ia buta sebelah matanya sedangkan
Robb kalian tidaklah buta sebalah dan antara kedua matanya tertulis ‘kafir’.”(HR.
Bukhari no.7130)
Jamaah
sidang Jumat yang dirahmati Allah
Perlu
kiranya kita mengetahui hakikat Dajjal ini sehingga kita bisa terhindar dari
fitnahnya. Pada saat ini Dajjal sudah ada, namun tertahan di sebuah pulau dalam
keadaan terikat sebagaimana cerita Tamim Ad-Dari radhiallahu’anhu kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika perahunya terdampar di
sebuah pulai. Ia akan keluar dari daerah Khurasan antara Syam dan Irak yang
ditandai dengan berhasilnya kaum muslimin menaklukkan konstantinopel –Turki
sekarang– pada waktu itu.
Hal
ini sekaligus kabar gembira tentang akan kembalinya kejayaan agama Islam dengan
menguasai negara-negara Eropa sebagaimana telah diraih di zaman Khilafah
Utsmaniyah.
Dajjal mempunyai sifat-sifat yang telah dijelaskan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yaitu ia adalah seorang laki-laki yang
muda, berkulit merah, pendek, berambut keriting, dahi besar, leher lebar, mata
sebelah kanan buta seperti anggur yang menonjol, mata kirinya terdapat selaput
yang keras, tertulis ka, fa, ro (كفر) di antara dua matanya yang bisa
dibaca oleh muslim baik yang buta huruf atau tidak sedangkan orang kafir tidak
bisa membacanya, dan ia mandul tidak punya anak.
Di
antara fitnah Dajjal yang banyak membuat manusia tertipu antara lain: Membawa
air yang pada hakikatnya adalah api dan api yang hakikatnya adalah air yang
dingin, sebagai tipuan terhadap manusia ketika itu yang mengalami dahaga yang
sangat. Jika ia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan maka turunlah hujan
dan jika ia memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman maka tumbuhlah
tanaman. Bersamanya pula gunung roti dan kekayaan dunia. Ia akan berkeliling
dunia dan memasuki semua negeri dengan cepat seperti hujan yang diterbangkan
angin kecuali kota
Mekah dan Madinah.
Lamanya
empat puluh hari dimana sehari pertama kemunculannya seperti satu tahun, sehari
berikutnya seperti satu bulan dan sehari berikutnya lagi seperti satu pekan dan
sisanya seperti hari-hari biasa. Ia tidak bisa dibunuh kecuali oleh Nabi Isa ‘alaihissalam
yang akan turun di menara putih Damaskus berpegangan pada dua sayap malaikat.
Dengan berbagai kekuatan tersebut Dajjal mengaku sebagai Tuhan. Maka banyak
orang-orang awam dan kafir menjadi pengikutnya dan kebanyakannya adalah wanita,
kaum Khawarij dan Yahudi Asfahan (Iran sekarang) –yang mayoritasnya
adalah kelompok Syiah karena Syiah adalah rekayasa Yahudi Abdullah Ibnu Saba
yang pura-pura masuk Islam-.
Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
يُتْبَعٌ الدَجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ
سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَيَالِسَةُ
“Akan
menjadi pengikut Dajjal dari Yahudi Asfahan yaitu tujuh puluh ribu orang yang
mereka memakai jubah kasar dan bercorak.” (HR. Muslim, no.2944)
Adapun
wanita, mereka adalah manusia yang kurang akal dan dien-nya sehingga cepat
terbawa arus fitnah.
Sedangkan
kelompok Khawarij, mereka pada umumnya adalah para pemuda yang hanya
mengandalkan semangat memperjuangkan Islam namun tidak dibekali dengan ilmu
agama yang benar sehingga mudah tergelincir dalam gelombang fitnah. Mereka
memerangi kaum muslimin sendiri dan membiarkan penyembah berhala. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ أَكْثَرَ مِنْ
عِشْرِيْنَ مَرَّةً حَتَّى يَخْرُجُ فِي عَرَاضِهِمْ الدَجَّالُ
“Setiap
kali muncul kelompok Khawarij, mereka dibasmi lebih dari dua puluh kali sampai
muncul pada pasukan besar mereka Dajjal.” (HR. Ibnu Majah, no.174,
As-Shahihah, no.2455)
Kaum
muslimin yang dirohmati Allah.
Apa saja bekal yang harus kita miliki agar dapat terhindar
dari fitnah Dajjal?
- Mempelajari aqidah yang shahihah (aqidah yang benar) terutama yang berhubungan dengan uluhiyyah Allah yaitu bagaimana kita menyembah hanya kepada Allah dan meninggalkan sekutu bagi-Nya, karena bagaimana pun sifat-sifat rububiyyah yang dimiliki oleh Dajjal tetaplah dia makhluk Allah yang tidak berhak disembah. Kemudian juga mempelajari asma dan sifat Allah Yang Maha Tinggi, karena Dajjal seorang yang matanya cacat dan bisa dilihat di dunia sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai mata yang sempurna dari aib dan tidak serupa dengan mata makhluk-Nya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya bisa dilihat nanti di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ
لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Ketahuilah
bahwasanya Dajjal juling sebelah matanya sedangkan Allah tidaklah juling
sebelah mata-Nya.” (HR. Bukhari, no.7131)
Allah Ta’ala
berfirman kepada Musa ketika ia meminta agar bisa melihat Allah di dunia,
رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ
تَرَانِي
Musa
mengatakan, “Ya Rabku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat
melihat kepada Engkau.” Allah berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku.” (QS. Al-A’raf: 143)
- Mempelajari kitabullah dan hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berhubungan dengan sifat Dajjal dan menyampaikannya kepada anak keturunan kita agar mereka waspada dan terhindar dari fitnahnya.
- Meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari fitnah Dajjal seperti doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di penghujung sholat sebelum salam,
اللّهُمَّ إِنِّي
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ وَمِنْ
فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيْحِ الدَجَّالِ
“Ya,
Allah aku berlindung kepadamu dari adzab Jahannam, dan adzab kubur, dari fitnah
hidup dan setelah mati dan dari kejelekan fitnah Masih ad-Dajjal.” (HR.
Muslim, no.588)
- Menghafal permulaan surat Al-Kahfi
عَنْ أَبِيْ
الدَرْدَاءِ أَنَّ النَّبِيَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَالسَلَّمَ قَالَ
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آياتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الكَهْفِ عُصِمَ مِنَ
الدَجَّالِ
Dari
Abu Darda – semoga Allah meridhainya – bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat al-Kahfi maka ia
dijaga dari Dajjal.” (HR. Muslim, no.809)
- Konsisten di atas manhaj salaf yang haq. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَتَزَالُ طَائِفَةٌ
مِنْ أُمَّتِيْ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى الحَقِّ ظَاهِرِيْنَ عَلَى مَنْ
نَاوَأَهُمْ حَتَّى يُقَاتِلَ آخِرُهُمْ المَسِيْحَ الدَجَّالَ
“Senantiasa
ada sekelompok dari umatku yang mereka berperang di atas yang haq, menang atas
orang-orang yang memusuhi mereka sampai kelompok terakhir dari mereka memerangi
Dajjal.” (HR. Abu Dawud, no. 2484, Ahmad 3:429, Ash-Shohihah,
no.1959)
Jama’ah
kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala
Jika
ada di antara anak cucu kita mendengar keluarnya Dajjal maka hendaklah lari
menjauh karena sangat besarnya syubhat Dajjal. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
من سمع بالدجال فليتأ عنه فوالله إنه الرجل
ليأتيه وهو يحسب أنه يكذب على الله وعلى رسوله
“Barangsiapa yang mendengar tentang Dajjal
hendaklah ia menjauh darinya. Demi Allah sesungguhnya ada seorang laki-laki
akan mendatanginya dan ia menyangka dirinya ebriman, lalu ia justru
mengikutinya karena pengaruh syubhat (kerancuan yang ditimbulkan Dajjal).” (HR.
Abu Dawud, no.4319, dan dishahihkan Al-Albani dalam Al-Misykah 3:1515)
أَقُوْلُ قَوْلِي
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَ لَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ,
فَا سْتَغْفِرُوْهُ أَنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.