Jumat, 23 Mei 2014

Menjaga Allah



Alfaqih Warsono

Khutbah Pertama
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
Kaum muslimin rahimakumullah…

Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda (berpesan) kepada seorang anak muda, dia adalah anak pamannya
, yaitu Abdullah ibn ‘Abbas ra. Berikut adalah pesan Rasulullah sebagaimana disampaikan Abdullah ibn ‘Abbas ra, beliau berkata;
كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا، فَقَالَ: «يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ، احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ»
“Pada suatu hari, aku berada di belakang Rasulillah SAW, kemudian beliau bersabda kepadaku; ‘wahai anak muda, sesungguhnya aku mengajarimu (aku berpesan kepadamu) beberapa kalimat, jagalah Allah niscaya Allah menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapatiNya ada di hadapanmu, apabila kamu meminta maka mintalah hanya kepada Allah, apabila kamu mohon pertolongan maka mohonlah pertolongan hanya kepada Allah, dan ketahuilah bahwa sekiranya suatu kaum berkumpul untuk mendatangkan kemanfaatan bagimu (mendatangkan kebaikan untukmu), maka mereka tidak akan dapat melakukan hal itu melainkan hanya sedikit saja sekedar apa yang telah Allah tentukan untukmu, dan kalau sekiranya mereka hendak mendatangkan bahaya kepadamu (mendatangkankan kemadhorotan atasmu), maka mereka tidak akan dapat melakukan hal itu melainkan sedikit saja sekedar apa yang telah Allah tentukan atasmu. Pena telah terangkat, dan lembar-lembar takdir telah mengering (segalanya telah ditetapkan sebagai ketetapan yang pasti).” (HR. at Tirmidzi, dishohihkan oleh Syaikh al Albani)

Kaum muslimin rahimakumullah…

Dari hadits ini, khotib hanya akan
mengajak jamaat untuk bersama merenungkan kalimat yang pertama, yaitu “Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu”

Imam Abdurrahman ibn Abi Bakr Jalaludin as Suyuthi Rahimahullah dalam kitabnya Qutul Mughtadzi
mengutip pendapat Imam al Kahfani Rahimahullah,  berkata,

“Menjaga Allah, maksudnya adalah kamu menjaga perintah Allah SWT dan kamu bertakwa kepadaNya. Maka jangan sampai Allah melihatmu berbuat kemaksiatan atau berbuat pelanggaran terhadap perintahNya.”

Kaum muslimin rahimakumullah…

Merupakan perbuatan seorang hamba yang menjaga Allah SWT adalah dengan menjaga anggota badannya agar tidak digunakan untuk hal kemaksiatan atau perbuatan dosa. Maka hendaknya setiap kita merenungkan siapa sebenarnya di balik rupa/ anggota badan kita ini.
Kaum muslimin rahimakumullah…

Ada 5 anggota badan dari diri kita ini yang perlu direnungkan bersama oleh kita. untuk tidak bermaksiat kepada Allah SWT
.

1. Menjaga Hati.

Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah SWT adalah menjaga hatinya dari perkara-perkara syubhat yang dapat mengkeruhkan keyakinannya, dan menjaga hatinya dari perkara-perkara syahwat yang dapat menyesatkan dan menyengsarakannya.

Hati memiliki kedudukan yang penting bagi hidup setiap manusia. Apabila hati telah hilang, maka hilanglah
fungsi hidupnya. Apabila hati telah rusak, maka rusaklah perilaku hidupnya.
أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam badan/tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, maka baiklah seluruh badan. Namun apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh badan. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhori-Muslim)

Setiap manusia akan merugi pada hari kiamat, kecuali dia yang datang dalam keadaan hatinya sejahtera. Tidak ada syahwat, tidak ada syubhat di dalam hatinya.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89) [الشعراء : 88 ، 89]
“(Pada hari kiamat) hari yang mana harta benda dan anak-anak tiada lagi berguna, kecuali dia yang datang dengan hati yang sejahtera (hati yang selamat dan bersih dari dosa).” (Asy Syu’ara : 88-89)

Kaum muslimin rahimakumullah…

2. Menjaga Lisan

Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah SWT adalah dia yang menjaga lisannya.
Berapa banyak kemaksiatan yang keluar dari lisan, namun kita tidak pernah menyadarinya? Ghibah (menggunjing orang lain), namimah (mengadu domba), mengejek, menghina, berdusta, menipu, atau saling berdebat untuk sesuatu yang tidak berguna, tidak ada manfaatnya sama sekali.
إن العبدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ ما يَتَبَيَّنُ فِيْهَا يَزَلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدُ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya seseorang berkata dengan satu kalimat yang tidak ada kejelasan di dalamnya (dia mengucapkannya tanpa ilmu). Maka oleh sebab kalimat itu, dia tergelinicir ke dalam api jahannam sejauh jarak antara timur dan barat.” (HR. Bukhori-Muslim)
Dalam Hadits lain : يَهْوِي بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِي النَّارِ
(menjadikannya terlempar ke dalam api neraka sejauh 70 tahun perjalanan.” (HR. Ahmad, dishohihkan oleh Syaikh al Albani)

Maka hendaknya setiap kita menjaga lisan ini, agar tidak keluar darinya kecuali sesuatu yang mendatangkan ridho Allah SWT, atau sesuatu yang menggembirakan hati orang yang mendengarnya.
Abu Bakar ash Shiddiq ra berkata,
وَاللهِ مَا شَيْئٌ أَحَقُّ بِطُوْلِ حَبَسٍ مِنَ اللِّسَانِ
“Demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih berhak untuk terus dijaga sepanjang waktu daripada lisan ini.”

Kaum muslimin rahimakumullah…

3. Menjaga Pendengaran (Telinga)

Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah SWT adalah dia yang menjaga pendengarannya. Seorang muslim
/mu’min tidak pantas baginya mendengarkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT. Tidak mendengarkan perkataan kotor. Dan tidak mendengarkan perkataan yang sia-sia.
وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِراماً
"(Dan termasuk hamba Allah Yang Maha Penyayang adalah), orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan orang yang melakukan perbuatan/perkataan yang sia-sia, maka dia berlalu dengan tetap menjaga kehormatan dirinya.” (Al Furqon : 72)

Maka jagalah pendengaran kita. Sungguh ayat-ayat Al Qur’an
atau nasihat-nasihat agama adalah lebih berhak untuk kita dengarkan
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤادَ كُلُّ أُولئِكَ كانَ عَنْهُ مَسْؤُلاً
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati. Semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya.” (Al Isra’ : 36)

Kaum muslimin rahimakumullah…

4. Menjaga Penglihatan (Mata)

Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah SWT adalah dia yang menjaga penglihatannya. Sesungguhnya mata, apabila ia digunakan untuk melihat atau memandang sesuatu yang haram, maka sesungguhnya dia adalah panah beracun iblis yang dapat merusak hati dan mengoyak keimanan yang ada di dalamnya.
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذلِكَ أَزْكى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِما يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada kaum mu’minin (orang-orang yang beriman), agar mereka menjaga pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka. Karena yang demikian itu lebih baik bagi mereka (lebih mensucikan jiwa mereka). Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang mereka perbuat.” (An Nur : 30)

Maka hendaknya setiap kita memalingkan pandangan, mengarahkan penglihatan kita kepada kekuasaan Allah SWT yang ada di muka bumi ini, agar kita dapat merenungi akan betapa maha agungnya penciptaan langit dan bumi.
أَفَلا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ وَإِلَى السَّماءِ كَيْفَ رُفِعَتْ وَإِلَى الْجِبالِ كَيْفَ نُصِبَتْ وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Maka tidakkah mereka memperhatikan (tidakkah mereka melihat) kepada unta, bagaimana ia diciptakan?, (dan tidakkah mereka melihat) kepada langit, bagaimana ia ditinggikan, (dan tidakkah mereka melihat) kepada gunung, bagaimana ia ditegakkan, (dan tidakkah mereka melihat) kepada bumi, bagaimana ia dihamparkan?.” (Al Ghosyiyah : 17-20)

Kaum muslimin rahimakumullah…

5. Menjaga Perut

Termasuk seorang hamba yang menjaga Allah SWT adalah dia yang menjaga perutnya. Seorang muslim menjaga perutnya dari makanan yang haram. Dia tidak makan kecuali dari apa yang telah dibolehkan, dari apa yang telah dihalalkan untuknya. Seorang muslim makanannya adalah makan yang baik dan bersumber dari penghasilan yang baik. Karena Allah SWT tidaklah menerima kecuali apa-apa yang baik. Dan tidak menerima do’a kecuali dari orang-orang yang baik.
أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا، إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} [المؤمنون: 51] وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} [البقرة: 172] ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali apa-apa yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mu’min dengan apa yang telah diperintahkan kepada para rasul. Allah berfirman, ‘wahai para rasul, makanlah kalian dari apa yang baik-baik, dan beramal sholihlah, sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian perbuat’. Dan Allah berfirman, ‘wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik, yang telah Kami rizkikan kepada kalian’. Kemudian Rasulullah menggambarkan tentang seseorang yang melakukan perjalanan jauh, nampak bekas perjalanan tersebut di sekujur tubuhnya, penuh debu, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berseru ya rabb ya rabb, sedangkan makanannya adalah haram, minumannya adalah haram, dan pakaiannya adalah haram, dia tumbuh dari sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin do’anya akan dijawab?.” (HR. Muslim)
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرّحِيْمُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.