Kamis, 03 November 2011

PENTINGYA DZIKIR KEPADA ALLAH

Al Faqih Warsono


 

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اَمَّا بَعْد:

Salah satu penanda bersemayamnya cinta di hati seorang pecinta dengan objek yang dicinta adalah seringnya menyebut-nyebut nama objek yang dicintai dan selalu mengingatnya di manapun dan kapan pun. Begitu juga seorang hamba yang mencintai Tuhannya. Senantiasa terjaga dalam kondisi ingat dan menyebut nama Allah di setiap kesempatan. Itulah Dzikrullah. Dzikir bisa dilakukan dalam berbagai macam kegiatan,  membaca Al-Qur’an, melafalkan kalimat-kalimat Thoyyibah seperti  Tasbih, Takbir, Tahlil, Tahmid dan salah satu bentuk dzikir juga adalah dengan menegakan shalat baik yang fardhu’ atau sunah.  Shalat adalah salah satu bentuk dzikir yang terbesar  keutamaannya. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. Al-Ankabut : 45)
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Seorang yang selalu menjaga untuk ingat kepada Allah, maka Allah akan membersamainya. Dan bila Allah membersamai maka hamba tersebut tidak akan mungkin bermaksiat kepada-Nya. Dzikrullah akan menumbuhkan rasa muraqobbah merasa dalam pengawasan Allah. Sehingga terbingkai perilakunya dalam akhlak mulia yang terjaga dari perbuatan dosa.

Selain agar kita terjaga dari perbuatan dosa dan selalu merasa terawasi oleh Allah. Dzikir juga memiliki tujuan-tujuan yang bermanfaat bagi seorang hamba.

1. Dzikir dapat memperbarui keimanan serta memperkokoh hubungan dengan Allah
 
“Al-imanu yazidu wa yankus, iman itu bisa naik dan bisa turun” begitu Rasulullah mengingatkan dalam sabdanya.
Secara prinsip, iman dapat naik bersamaan dengan bertambahnya ketaatan kepada Allah swt.  Sebaliknya, iman dapat turun bersamaan dengan semakin berkurangnya ketaatan kepada Allah swt. (banyak maksiat). Dan dzikir adalah upaya untuk menjaga agar iman tetap berada dalam jalurnya yaitu ketaatan agar selalu meningkat pesat. Dzikrullah akan membawa konsekuensi seorang hamba dekat dengan Allah dan merasa terawasi oleh-Nya sehingga tidak mungkin berani untuk melanggar larangan-Nya.

2. Dzikir sebagai bentuk ungkapan syukur

Syukur adalah sebuah ungkapan mulia penanda cinta.  Ungkapan terima kasih atas pemberian nikmat yang tiada terhingga dan tak terdustai di setiap jengkal, hasta, dan depa kehidupan. Semua adalah dari Allah. Maka seorang hamba yang baik pastilah senantiasa ingat untuk mensyukuri segala apapun yang Allah beri.  Yang dengan kesyukuran itu maka Allah menambah nikmat kepada hambaNya.
لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim : 7)

Bahkan Rasulullah pun yang telah dijaminkan surga dan dimakshumkan dari perbuatan dosa. Beliau saw, tetap menjalankan dzikir sebagai sebuah penanda syukur. Dikisahkan dari Ummul Mukmin Aisyah, bahwa pernah menjumpai rasulullah shalat malam hingga tumitnya bengkak-bengkak. Subhanallah.
Aisyah r.a. menuturkan, “Rasulullah saw. pernah bangun malam (shalat tahajud) hingga kedua kakinya bengkak. Aku bertanya kepada beliau, ‘Mengapa engkau melakukan hal ini, padahal dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni?’ Beliau menjawab, tidak bolehkah aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (H.R. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

3. Dzikir membuat tenteramnya hati

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“..... (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Rad : 28)

Banyak dan peliknya permasalahan kehidupan terkadang membuat seseorang  resah gelisah, sehingga  menjadikan putus harapan bila  target-target yang dicanangkannya tidak tergapai. Frustrasi, stress, mungkin itu adalah gambaran yang selalu muncul ketika menghadapi kegagalan. Tapi tidak bagi orang yang senantiasa menjaga jiwanya untuk selalu ingat kepada Allah. Seorang yang ingat kepada Allah akan merasa tenteram, semua itu berdasar karena keyakinan bahwa  ada yang mengatur seluruh kehidupan, dan menyakini bahwa pilihan Allah adalah pilihan yang terbaik dari semua pilihan yang kita miliki.
وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah : 216)

Karena keyakinan inilah maka seorang hamba  tidak akan bersikap berlebih-lebihan ketika ditimpa ujian baik ujian kelapangan maupun kesempitan. Semuanya adalah sama dan tersikapi dengan sikap yang terbaik.  Seandainya tertimpa kemalangan, maka kesabaran akan menjaga nya dari keputusasaan. Karena yakin bahwa kemalangan ujian yang dihadapinya telah terukur “Laa yukalifullahu nafsan illa wus’aha”.

4. Dzikir menumbuhkan optimisme dan  produktivitas beramal dan bekerja

Selain menumbuhkan ketenteraman hati, dzikir juga mampu melahirkan semangat untuk produktif dalam melahirkan amal-amal.  Semua itu terbingkai  dalam muraqabah  merasa terawasi oleh Allah. Sehingga memacu untuk memberikan yang terbaik untuk Allah.  Konsep IHSAN, beribadah laksana dilihat oleh Allah.
Dalam Hadits Arbain yang ditulis oleh Imam An Nawawi, Hadits yang kedua yang sanadnya berasal dari Umar bin al-Khaththab, Nabi saw. bersabda, “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau.” (H.R. Muslim)
اَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَاَنَّكَ تَرَاهُ وَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ وَاِنَّهُ يَرَاكَ

Maka seorang hamba yang selalu berdzikir, akan termotivasi melahirkan amal-amal dengan kualitas yang terbaik. Semua itu dilandasi atas dasar ingat selalu dalam pengawasan Allah. Seorang hamba yang berdzikir, akan menyakini bahwa kehidupan dan kematian adalah sebuah ujian untuk mengetahui siapa yang terbaik dalam amal. Maka  berlomba-lomba dalam kebajikan, berfastabiqul khairat adalah suatu keniscayaan.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Dialah yang menjadikan kematian dan kehidupan, untuk menguji siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Al Mulk : 2)

Jika untuk urusan ukhrawi saja sebegitu semangatnya melahirkan amal terbaik. Tentu pulalah di dunia mereka juga lebih bersemangat dan produktif dalam bekerja. Karena dunia adalah ladang amal untuk mempersiapkan bekal akhirat. Maka untuk urusan dunia pun produktikvitas kerjanya tidak perlu diragukan lagi. Semua itu terlandasi oleh semangat ingat  bahwa Allah akan melihat hasil kinerjan
وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At Taubah : 105)

Demikianlah tadi tentang arti pentingnya berdzikir, yang mampu memberikan efek positif pada seorang hamba. Semoga kita termasuk hamba yang selalu ingat pada-Nya. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ


Sumber :
AlQuran Digital

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.